
ASSALAMUALAIKUM W.W.
Apa kabar ‘Anak Muda Lintau’!!!
Apa kabar para intelektual Muda Lintau(katanya.red), di se-antero jagad raya!!!
Ini bukan tentang ‘kalian’, tapi tentang kita dan Lintau Kita.
Ini bukan provokasi, tapi ini adalah introspeksi,evaluasi dan motivasi.
Tidak terasa, tinggal menunggu hitungan hari. Bangsa indonesia akan memasuki moment yang sangat penting dalam penentuan masa depan bangsa.
‘PEMILU’, yang katanya adalah puncak demokrasi bangsa ini.
Memang benar... Tapi apakah ini demokrasi yang diwariskan para leluhur kita dan pendiri bangsa ini?
Buya HAJI ABDUL MALIK KARIM AMARULLAH (HAMKA) telah memberikan pandangan politis tentang demokrasi bagi bangsa ini dan ‘Minang Kabau’ khususnya, yaitu “MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT”.
Fakta sejarah juga membuktikan hal itu, ingatkah kita bagaimana proses terbentuknya Bangsa ini???
Selain sebagai warisan budaya dari leluhur kita, MUSYAWARAH adalah ciri kepribadian bangsa ini sejak tempo doeloe...
Bangsa AMERIKA memang memberikan ‘STANDING APPLAUS’ pada kita, pada keberhasilan demokrasi kita pada masa ini.
Ups, tapi tunggu dulu sobat... Hentikan senyummu...
Kita jangan terlena dengan ‘BAHASA IKLAN’ yang di lontarkan mereka...
‘VOOTING’ bukanlah cerminan demokrasi kita yang terasa makin populer di era ini, dan bukan rahasia lagi kalau ‘itu’ memang di ADOPSI dari negara adi kuasa itu…
Ada apa dengan LINTAU???
Hal yang patut kita banggakan, hingga detik ini Lintau gak henti hentinya melahirkan generasi generasi emas.
Memang benar, tapi generasi hebat seperti apa yang terlahir di Lintau saat ini???
“BUAT APA LINTAU PUNYA BANYAK ORANG HEBAT, KALAU HANYA MENONJOLKAN EGO INDIVIDU”
Apakah intelektual kita juga sudah ‘terjangkit’ demokrasi ala AMERIKA???
Kemana perginya “sikab bermusyawarah” yang dulu pernah kental dalam kehidupan kita???
Sadanciang bak basi, saciok bak ayam.
Duduak samo randah, tagak samo tinggi.
Bulek aie dek pambuluh
Bulek kato dek Mufakat
Saiyo sakato…
Musyawarah untuak mufakat.
Sebuah pepatah adat yang merupakan filosofi kehidupan kita sejak dulu, yang kini hanya tinggal sebagai pajangan di kantor wali nagari…
Pesta demokrasi 2009 semakin membuktikan secara nyata bahwa “duduak basamo” memang sudah lenyap dari kehidupan kita. semua hanya tinggal sejarah.
Coba lihat,
Betapa banyak baliho putra putri Lintau yang ingin duduk sebagai Legislatif terpanjang disetiap titik strategis diLintau.
Seharusnya kita bangga…
Tapi kita akan lebih bangga lagi kalau “mereka bisa duduk dan menyuarakan aspirasi Lintau”.
Buat apa kita punya banyak ‘pemain’ kalau ternyata di ‘pertandingan’ kita kalah.
Alangkah indahnya, kalau mereka ‘orang2 pilihan’ itu bisa duduk bersama, untuk menentukan ‘terbaik dari yang terbaik’ diantara mereka.
Individu yang benar benar bisa menyaurakan aspirasi Lintau. Individu yang bisa jadi panutan Rakyat Lintau. Individu yang intelektual,cerdas berpendidikan.
Bukan individu yang dinyaringkan oleh “Tumpukan Rupiah”.
Data&Fakta:
Lintau adalah penyumbang suara terbesar ke 2 di Tanah Datar.
Lintau Lahan strategis bagi “pemburu Suara” non Lintau.
Lintau Memiliki banyak CaLeg untuk maju.
Munculnya keraguan2 di masyarakat kita atas situasi sebenarnya saat ini
Berakibat pada banyaknya‘suara ngambang’.
Egosentris makin memuncak atas Caleg masing2 nagari.
Masuknya caleg luar lintau membuat DPT semakin memiliki banyak alternatif.
Pertanyaan :
Berapa besarkah kemungkinan dari keseluruhan CaLeg asal Lintau utk Dapil Lintau bisa “duduk manis” di Legislatif???
Silahkan Anda Buat Hipotesisnya.
Temukan sendiri jawabannya Hari Kamis Tanggal 9 April 2009…
Bravo Lintau
FORMULA RIAU